Minggu, 25 Maret 2012

IV. Karya Tulis Ilmiah


I.                    PENGERTIAN
Karya tulis ilmiah merupakan laporan dalam bentuk tulisan yang berisi kajian atau penulisan ilmiah dengan menggunakan bahasa atau prinsip – prinsip dari hasil berpikir ilmiah.

II.                  CIRI – CIRI KARYA ILMIAH
-          Dilihat dari sifatnya:
1.      Logis: Dalam pengertian disimpulkan dengan kaedah berpikir yang sehat.
2.      Objektif: Bahwa dalam penulisan karya ilmiah didasari dan disertai dengan data dan fakta, bersifat informatif dan deskriptif, serta bebas dari kepentingan subjektif.
3.      Empiris: Karya tersebut berbicara dalam wilayah pengalaman manusia.
4.      Sistematis: Karya tulis itu ditulis dengan sifat kronologis.

-          Dilihat dari bahasanya:
Bahasa Tulis:
1.      Pemilihan kosakata secara  cermat.
2.      Struktur kalimat yang lengkap.
3.      Paragraf dikembangkan secara lengkap dan terpadu secara kronologis.
Bahasa Ilmiah:
1.      Lugas.
2.      Formal.
3.      Bertolak dari gagasan.
4.      Terampil dalam membentuk pernyataan.

Laporan tersebut bermacam – macam, dan dalam bentuk yang berbeda – beda ketika ditulis.

III.                JENIS- JENIS KARYA TULIS ILMIAH
A.      Buku Pelajaran
Dikatakan sebagai karya tulis ilmiah di bidang pendidikan karena memiliki kebenaran ilmiah dan disusun dengan landasan teori tertentu.

B.      Makalah
Sebuah karya tulis yang didasari dengan pemikiran yang logis mengenai suatu topik tertentu yang mencangkup dalam ruang lingkup permasalahan.

Ciri – ciri makalah:
1.      Merupakan hasil kajian literatur atau hasil laporan pelaksanaan kegiatan lapangan mengenai suatu permasalahan.
2.      Mendemonstrasikan pemahaman teoritik dan kemampuan menerapkan prosedur, prinsip dan teori yang berhubungan dengan permasalahan.
3.      Menunjukkan kemampuan pemahaman isi dan berbagai sumber yang digunakan.
4.      Mendemonstrasikan kemampuan menyusun berbagai sumber informasi dalam satu kesatuan sintesis yang utuh.

C.      Artikel
Karya tulis yang  dibuat untuk dipublikasikan (melalui koran, majalah, dsb) yang bertujuan untuk menyampaikan gagasan dan fakta yang meyakinkan dan dapat mendidik serta menghibur.

D.     Skripsi
Karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta empiris-objektif, baik bedasarkan penelitian langsung (obsevasi lapangan, atau percobaan di laboratorium). Penulis berhak menyandang gelar S1.

E.      Tesis
Karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri. Penulis berhak menyandang gelat S2.

F.       Desertasi
Karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih (valid) dengan analisis yang terinci). Disertasi ini berisi suatu temuan penulis sendiri, yang berupa temuan orisinal. Jika temuan orisinal ini dapat dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan penguji. Penulis berhak menyandang gelar doktor (S3).


Sumber:




Senin, 19 Maret 2012

III. PENALARAN DEDUKTIF


Penalaran Deduktif adalah metode berpikir dengan memikirkan hal-hal yang umum terlebih dahulu, kemudian menarik kesimpulan dengan bagian-bagian yang bersifat khusus.
Dalam penarikan kesimpulan pada deduktif menggunakan pola pikir yang dinamakan silogisme. Silogisme ialah proses penalaran di mana dari dua proposisi (sebagai premis) ditarik suatu proposisi baru (berupa konklusi). Silogisme disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan.

Pernyataan yang mendukung silogisme ini disebut sebagai premis yang kemudian dibedakan menjadi:
1) Premis mayor (Umum)
2) Premis minor (Khusus)
Contoh:
PU        : Semua makhluk hidup perlu makan untuk mempertahankan hidupnya.
PK        : Tika adalah makhluk hidup.
K          : Jadi,, Tika perlu makan untuk mempertahankan hidupnya.

Penarikan kesimpulan secara deduktif dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Penarikan tidak langsung ditarik dari dua premis. Penarikan secara langsung ditarik dari satu premis.

Jenis – jenis penalaran deduktif yang mengambil kesimpulan secara tidak langsung, yaitu:

A.      Silogisme Kategorial: Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
Premis umum :           Premis Mayor (My) 
Premis khusus :           Premis Minor (Mn) 
Premis simpulan :       Premis Kesimpulan (K) 
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.

Aturan umum dalam silogisme kategorial sebagai berikut: 
1) Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu : term mayor, term minor, term penengah. 
2) Silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan. 
3) Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan. 
4) Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif. 
5) Dari premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif. 
6) Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan. 
7) Bila premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus. 
8) Dari premis mayor khusus dan premis minor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.

Contoh:
PU : Semua mahasiswa adalah lulusan SMU
PK : Rina adalah mahasiswa
K    : Rina lulusan SMA

B.      Silogisme Hipotesis : Salah satu proposinya berupa proposisi konditional hipotesis.
Konditional hipotesis yaitu bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.

Contoh:
PU        : Jika tidak ada air maka makhluk hidup akan kehausan
PK        : Air tidak ada
K          : Jadi, makhluk hidup akan kehausan

C.      Silogisme Alternatif : Silogisme yanng terdiri atas premis mayor yang berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif yaitu apabila premis minor membenarkan salah satu alternatifnya, maka simpulannya akan menolak alternatif yang lain.

Contoh:
PU        : Koko membeli bola atau kelereng
PK        : Koko membeli bola
K          : Jadi, Koko tidak membeli kelereng.

D.     Entimen : Penalaran deduksi secara langsung.
Contoh:
-          Dia menerima hadiah pertama karena memenangkan lomba ini.
-          Anda telah memenangkan lomba ini, karena itu anda berhak mendapatkan hadiahnya.




Sumber:

Selasa, 13 Maret 2012

II. PENALARAN



Penalaran ialah suatu kegiatan berpikir untuk menemukan kebenaran yang menghasilkan kesimpulan berupa pengetahuan. Dalam penalaran, proporsi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan komklisi disebut dengan konsekuensi.

Penarikan kesimpulan dari proses berpikir dianggap valid bila proses berpikir tersebut dilakukan menurut cara tertentu tersebut. Cara penarikan kesimpulan seperti ini disebut sebagai logika.
Logika dapat didiefinisikan secara luas sebagai pengkajian untuk berpikir secara valid. Dalam penalaran ilmiah, sebagai proses untuk mencapai kebenaran ilmiah dikenal dua jenis cara penarikan kesimpulan yaitu logika induktif dan logika deduktif.

Penalaran Induktif
Penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata yang sifatnya khusus dan telah diakui kebenarannya secara ilmiah menjadi sebuah kesimpulan yang bersifat umum.

Macam-macam penalaran induktif:
1.      Generalisasi
Adalah proses penalaran dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data.
Contoh:
            Sapi punya mata
            Burung punya mata
            Ayam punya mata
            -          Semua hewan punya mata

Generalisasi terbagi menjadi 2 bagian:
1.      Generalisasi Sempurna generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh: Sensus Penduduk
2.       Generalisasi Tidak Sempurna generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh: Hampir semua wanita menyukai coklat.

2.      Analogi
Adalah penalaran dengan cara membandingkan dua hal yang banyak menandung persamaan.
Contoh:
Para atlet memiliki latihan fisik yang keras guna membentuk otot-otot yang kuat dan lentur. Demikian juga dengan tentara, mereka memerlukan fisik yang kuat untuk melindungi masyarakat. Keduanya juga membutuhkan mental yang teguh untuk bertanding ataupun melawan musuh-musuh di lapangan. Oleh karena itu, untuk menjadi atlet dan tentara harus memiliki fisik dan mental yang kuat.

3.      Hubungan Sebab - Akibat (Hubungan Kausal)
Adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat.
Contoh:
            Hujan berturut-turut mengguyur desa kami, air sungai berangsur-angsur naik, jalan dan halaman rumah pun mulai digenangi air. Akhirnya, banjir pun melanda desa kami. (Sebab – Akibat)
           
            Andi mendapat nilai yang memuaskan pada ujian semester kenaikan kelas. Dia mendapat rangking pertama di kelasnya. Hasil yang diperoleh Andi ini dia dapatkan karena belajar yang sangat tekun setiap harinya. (Akibat – Sebab)

            Kemarin Lusi mengalami kecelakaan akibat menabrak pembatas jalan. Akibat dari kecelakaan tersebut dia mengalami patah kaki dan harus dirawat di rumah sakit. (Akibat – Akibat)

Sumber:

Kamis, 08 Maret 2012

I. KONVENSI NASKAH

  • Pengertian
Konvensi adalah suatu seperti (aturan, ciri, dan tingkah laku) yang sudah disepakati dan terpelihara dalam praktek penyelenggaranya.
Naskah adalah karangan yang ditulis dengan tangan atupun diketik berdasarkan aturan, alur cerita didalam suatu dialog.

Konvensi naskah ialah cara penulisan suatu naskah dengan peraturan yang sudah disepakati atau ditetapkan oleh lembaga tertentu.

Untuk membuat sebuah naskah yang baik, sebelumnya kita harus membuat kerangka karangan terlebih dahulu. Dalam kerangka karangan akan terlihat bab-bab, sub-sub bab yang mengandung ide-ide pokok dari suatu naskah. Setelah itu pengembangan pun akan mudah dilakukan dan naskah yang dihasilkan sistematis.

Selain hal diatas, dalam pembuatan naskah juga harus memperhatikan struktur kalimat dan pilihan kata/diksi, agar naskah yang kita tulis itu jelas, teratur dan menarik untuk di baca.
  • Unsur - unsur dalam Penulisan sebuah Karangan
A. Bagian Pelengkap Pendahuluan
  1. Judul Pendahuluan (Judul Sampul)
  2. Halaman Judul
  3. Halaman Persembahan (kalau ada)
  4. Halaman Pengesahan (kalau ada)
  5. Kata Pengantar
  6. Daftar Isi
  7. Daftar Gambar (kalau ada)
  8. Daftar Tabel (kalau ada)
B. Bagian Isi Karangan
  1. Pendahuluan
  2. Tubuh Karangan
  3. Kesimpulan
C. Bagian Pelengkap Penutup
  1. Daftar Pustaka (Bibliografi)
  2. Lampiran (Apendix)
  3. Indeks
  4. Riwayat Hidup Penulis

·         Bagian Pelengkap Pendahuluan
Bagian pelengkap pendahuluan atau halaman pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi suatu karangan namun berfungsi untuk menampilkan karangan tersebut agar lebih menarik.

1.      Judul Pendahuluan (Judul Sampul) dan Halaman Judul
Judul pendahuluan adalah nama karangan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis halaman judul:
-          Judul karangan ditulis dengan huruf kapital.
-          Penjelasan tugas disusun dalam bentuk kalimat, contohnya:
Skripsi ini Diajukan Untuk Melengkapi Ujian Sarjana Ilmu Komputer Pada Fakultas Ilmu Komputer Di Universitas Gunadarma.
-          Nama penulis ditulis dengan menggunakan huruf kapital, di bawah nama dituliskan Nomor Induk Mahasiswa (NIM).
-          Logo universitas untuk makalah, skripsi, tesis, dan disertasi; makalah ilmiah tidak diharuskan menggunakan logo.
-          Data institusi mahasiswa mencantumkan program studi, jurusan, fakultas, unversitas, nama kota, dan tahun ditulis dengan huruf kapital.
2.      Halaman Persembahan
Halaman persembahan biasanya berisikan kalimat kepada siapa buku ini akan dipersembahkan. Bila penulis ingin memasukan bagian ini, maka hal itu semata-mata dibuat atas pertimbangan penulis.  Persembahan ini ditempatkan dibelakang cover buku, atau juga menyatu dengan halaman judul buku.

3.      Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan digunakan untuk membuktikan bahwa karya ilmiah yang telah ditanda-tangani oleh pembimbing, pembaca/penguji, dan ketua jurusan sudah memenuhi persyaratan administratif sebagai karya ilmiah.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis halaman pengesahan:
-          Judul skripsi seluruhnya ditulis dengan huruf kapital pada posisi tengah antara margin kiri dan kanan.
-          Nama lengkap termasuk gelar akademis pembimbing materi/teknis, pembaca/penguji, dan ketua program jurusan disusun secara simetri kiri-kanan dan atas-bawah.
-          Nama kota dan tanggal pengesahan ditulis di atas kata ketua jurusan.

4.      Kata Pengantar
Kata pengantar adalah bagian karangan yang menjelaskan mengapa penulis menulis karangan. Isi kata dari kata pengantar tidak menyajikan isi karangan, atau hal-hal lain yang tertulis dalam pendahuluan, tubuh karangan, dan kesimpulan. Sebaliknya, apa yang sudah tertulis dalam kata pengantar tidak ditulis ulang dalam isi karangan.

Yang terkandung didalam kata pengantar:
-          Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
-          Penjelasan adanya tugas penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, disertasi, atau laporan formal ilmiah).
-          Penjelasan pelaksanaan penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, disertasi, atau laporan formal ilmiah).
-          Penjelasan adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari seseorang, sekolompok orang, atau organisasi/lembaga.
-          Ucapan terima kasih kepada seseorang, sekelompok orang atau lembaga / organisasi yang telah membantu.
-          Penyebutan nama kota, tanggal, bulan, tahun, dan nama lengkap penulis, tanpa dibubuhi tanda-tangan.
-          Harapan dari penulis atas karangan tersebut.
-          Manfaat bagi pembaca serta kesediaan menerima kritik dan saran.

5. Daftar Isi
 Daftar isi berfungsi untuk merujuk nomor halaman judul bab, sub-bab, dan unsur- unsur pelengkap dari sebuah buku yang bersangkutan.

             6.      Daftar Gambar
Jika dibuku tersebut terdapat gambar, maka harus ditulisksn  kedalam daftar gambar. Daftar gambar menginformasikan judul gambar dan nomor halaman.

             7.       Daftar Tabel
Jika dibuku tersebut terdapat tabel, maka harus ditulisksn kedalam daftar tabel. Daftar tabel menginformasikan nama tabel dan nomor halaman.

·           Bagian Isi Karangan
Bagian isi karangan merupakan bagian inti dari buku tersebut.

1.         Pendahuluan
Pendahuluan merupakan bab I karangan. Tujuan dari pendahuluan adalah agar dapat menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian pembaca terhadap masalah yang dibicarakan, dan menunjukkan dasar yang sebenarnya dalam uraian tersebut.

Pokok-pokok yang harus diperhatikan dalam menulis pendahuluan:
-          Latar belakang masalah menyajikan alasan yang menimbulkan masalah atau pertanyaan yang akan diuraikan jawabannya secara jelas, memberikan masukkan dalam membuat keputusan dan menjadi acuan bagi pengembangan sistem yang akan datang, menggunakan informasi dari buku atau jurnal yang dapat dipertanggung jawabkan.
-          Tujuan penulisan berisi target atau sasaran yang hendak dicapai, dan upaya yang harus dilakukan.
-          Ruang lingkup masalah berisi pembatasan dan  rumusan detail masalah yang akan dibahas
-          Landasan teori menyajikan mendeskripsikan hubungan dari pendapat ahli, hukum, dalil atau opini yang digunakan sebagai landasan pikiran atau alasan menggunakan teori tersebut.
-          Sumber data penulisan berisi sumber data sekunder dan data primer, kriteria penentuan jumlah data, mutu data, dan sample, serta menyesuaikan data dengan sifat dan tujuan pembahasan.
-          Metode dan teknik penulisan berisi penjelasan metode yang digunakan dan teknik penulisan tentang cara pengumpulan data.
-          Sistematika penulisan berisi gambaran singkat dari isi pendahuluan, pembahasan dan kesimpulan serta menjelaskan arti dari lambang-lambang atau simbol-simbol bila ada.

2.         Tubuh Karangan
Tubuh karangan merupakan inti dari karangan yang berisi sajian pembahasan masalah. Bagian ini menguraikan seluruh masalah yang dirumuskan pada pendahuluan secara tuntas (sempurna). Di sinilah terletak segala masalah yang    akan dibahas secara sistematis.

Unsur-unsur tubuh karangan terdiri dari:
-          Ketuntasan Materi membahas seluruh variabel yang tertulis serta harus menyertakan pembuktian secara logika, fakta yang telah dianalisis atau diuji kebenarannya, contoh-contoh, dan pembuktian lain yang dapat mendukung ketuntasan pembenaran.
-          Kejelasan Uraian / Deskripsi.
# Kejelasan Konsep: keseluruhan pikiran yang terorganisasi secara utuh dan konsisten dari bab ke sub-bab, dari sub-bab ke detail yang lebih rinci sampai penomoran, penggunaan huruf, jarak spasi, teknik kutipan, catatan pustaka, dan catatan kaki.
# Kejelasan Bahasa: Kejelasan makna kalimat tidak bermakna ganda, menggunakan struktur kalimat yang betul, menggunakan ejaan yang baku, menggunakan kalimat efektif, menggunakan koordinatif dan subordinatif secara benar.
# Kejelasan Penyajian dan Kebenaran Fakta: penyajian dari umum ke khusus, dari yang terpenting ke kurang penting; kejelasan urutan proses, dengan gambar, grafik, bagan, tabel, diagram, dan foto-foto.

3.         Kesimpulan
Kesimpulan merupakan rangkuman bagian-bagian penting dari inti penulisan. Kesimpulan harus ditulis dengan tegas sebagai suatu pendapat pengarang atau penulis terhadap masalah yang telah diuraikan.

·           Bagian Pelengkap Penutup
            1.         Daftar Pustaka (Biblografi)
Daftar pustaka merupakan daftar yang berisi judul buku atau bahan yang menjadi sumber referensi penulis dalam karangan tersebut.

Unsur-unsur daftar pustaka:
-    Nama pengarang: penulisannya dibalik dengan menggunakan koma.
-         Tahun terbit.
-         Judul buku: penulisannya bercetak miring.
-         Data publikasi, meliputi tempat/kota terbit, dan penerbit..
-     Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel, nama majalah, jilid, nomor, dan tahun terbit.
Contoh: Tarigan, Henry. 1990. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Keterangan:
·       Jika buku itu disusun oleh dua pengarang, nama pengarang kedua tidak perlu dibalik.
·      Jika buku itu disusun oleh lembaga, nama lembaga itu yang dipakai untuk menggantikan nama pengarang.
·  Jika buku itu merupakan editorial (bunga rampai), nama editor yang dipakai dan di belakangnya diberi keterangan ed. ‘editor’
·         Nama gelar pengarang lazimnya tidak dituliskan.
·   Daftar pustaka disusun secara alfabetis berdasarkan urutan huruf awal nama belakang pengarang.
             2.         Lampiran (Apendix)
Lampiran terkadang tumpang tindih dengan catatan kaki. Lampiran ini dapat berupa esai, cerita, daftar nama, model analisis, dan lain-lain. Lampiran ini disertakan sebagai bagian dari pembuktian ilmiah.

            3.         Indeks
Indeks adalah daftar kata atau istilah yang digunakan dalam uraian dan disusun secara alfabetis (urut abjad). Penulisan indeks disertai nomor halaman yang mencantumkan penggunaan istilah tersebut.

            4.         Riwayat Hidup Penulis
Daftar riwayat hidup merupakan gambaran kehidupan penulis atau pengarang. Daftar riwayat hidup meliputi: nama penulis, tempat tanggal lahir, pendidikan, pengalaman berorganisasi atau pekerjaan, dan karya-karya yang telah dihasilkan oleh penulis.



Sumber: