Senin, 19 Maret 2012

III. PENALARAN DEDUKTIF


Penalaran Deduktif adalah metode berpikir dengan memikirkan hal-hal yang umum terlebih dahulu, kemudian menarik kesimpulan dengan bagian-bagian yang bersifat khusus.
Dalam penarikan kesimpulan pada deduktif menggunakan pola pikir yang dinamakan silogisme. Silogisme ialah proses penalaran di mana dari dua proposisi (sebagai premis) ditarik suatu proposisi baru (berupa konklusi). Silogisme disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan.

Pernyataan yang mendukung silogisme ini disebut sebagai premis yang kemudian dibedakan menjadi:
1) Premis mayor (Umum)
2) Premis minor (Khusus)
Contoh:
PU        : Semua makhluk hidup perlu makan untuk mempertahankan hidupnya.
PK        : Tika adalah makhluk hidup.
K          : Jadi,, Tika perlu makan untuk mempertahankan hidupnya.

Penarikan kesimpulan secara deduktif dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Penarikan tidak langsung ditarik dari dua premis. Penarikan secara langsung ditarik dari satu premis.

Jenis – jenis penalaran deduktif yang mengambil kesimpulan secara tidak langsung, yaitu:

A.      Silogisme Kategorial: Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
Premis umum :           Premis Mayor (My) 
Premis khusus :           Premis Minor (Mn) 
Premis simpulan :       Premis Kesimpulan (K) 
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.

Aturan umum dalam silogisme kategorial sebagai berikut: 
1) Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu : term mayor, term minor, term penengah. 
2) Silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan. 
3) Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan. 
4) Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif. 
5) Dari premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif. 
6) Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan. 
7) Bila premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus. 
8) Dari premis mayor khusus dan premis minor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.

Contoh:
PU : Semua mahasiswa adalah lulusan SMU
PK : Rina adalah mahasiswa
K    : Rina lulusan SMA

B.      Silogisme Hipotesis : Salah satu proposinya berupa proposisi konditional hipotesis.
Konditional hipotesis yaitu bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.

Contoh:
PU        : Jika tidak ada air maka makhluk hidup akan kehausan
PK        : Air tidak ada
K          : Jadi, makhluk hidup akan kehausan

C.      Silogisme Alternatif : Silogisme yanng terdiri atas premis mayor yang berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif yaitu apabila premis minor membenarkan salah satu alternatifnya, maka simpulannya akan menolak alternatif yang lain.

Contoh:
PU        : Koko membeli bola atau kelereng
PK        : Koko membeli bola
K          : Jadi, Koko tidak membeli kelereng.

D.     Entimen : Penalaran deduksi secara langsung.
Contoh:
-          Dia menerima hadiah pertama karena memenangkan lomba ini.
-          Anda telah memenangkan lomba ini, karena itu anda berhak mendapatkan hadiahnya.




Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar